DISH SALAD : "ADJUSMENT"  

21 Apr 2008

Melihat perjalanan dari seorang Aristoteles, sebuah perjalanan yang cukup menarik. Mungkin bagi kebanyakan orang, hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu hal yang biasa saja. Dimana sebuah pembelajaran, memang sudah seharusnya seperti itu. Mengingat ada pepatah yang mengatakan bahwa "Tuntutlah ilmu, sampai ke negeri Cina".

Dimana ada ilmu, disitulah tempat para pembelajar dan pengajar saling menempa pengetahuan yang dimilikinya. Namun terkadang selalu muncul pertanyaan, untuk apa menuntut ilmu ? Jika tidak seperti yang kita inginkan dan mendapatkan apa yang kita ingin wujudkan. Seperti halnya dengan Aristoteles, yang kecewa dengan pendidikannya selama di Akademia. Namun walaupun kecewa, Aristoteles dapat bertahan selama 18 tahun masa belajarnya di Akademia. Untuk ukuran belajar, 18 tahun mungkin sangatlah menyita waktu. Bukanlah waktu yang singkat untuk menuntut ilmu. Untuk ukuran Aristoteles, belajar dalam 18 tahun masih merasa kecewa. Apakah ini yang disebut dengan Adjusment ?

Mungkin pepatah "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina", mungkin jawaban dari rasa kecewanya Aristoteles. Dimana berpindah-pindah tempat untuk menuntut ilmu. Atau mungkin, Aristoteles merasa sudah cukup bekal untuk melanjutkan ilmunya untuk diterapkan dalam kehidupannya. Di dukung lagi, Aristoteles diangkat menjadi seorang penasehat raja. Dan sampai menghasilkan beberapa tulisan awalnya.

Bahkan dari beberapa tulisannya, mengantarkan Aristoteles menjadi seorang guru pribadi dari seorang pangeran yang pada akhirnya mengantarkannya menjadi seorang guru yang mendirikan sekolah sendiri. Hingga pada akhir hayatnya, yang hidup dalam sebuah pelarian.

Inikah yang disebut dengan proses pembelajaran ? Apakah ini hanya sebuah "Adjusment", sebuah penyesuaian diri, dimana suatu proses penyesuaian diri yang dilakukan manusia terhadap lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya ?

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster