ABG Jorok  

28 Mar 2008

ABG Jorok
Koran Tempo, 15 Juli 2007

Anda boleh tidak percaya, dari 500 murid SMU di Jakarta, 4,2 persennya mengaku pernah melakukan hubungan di luar nikah. Lima di antaranya pernah hamil, dan empat siswa lainnya menggugurkan kandungan. Inilah temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia bersama Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta yang dilansir Maret lalu.

Aborsi merupakan momok paling menakutkan dalam perilaku seks remaja. Kesadaran bermain dan bereksperimen dengan seks ini, celakanya, tidak diimbangi dengan pengetahuan yang mendukung. Sebuah penelitian yang dilakukan UNICEF dua tahun lalu menunjukkan hanya 27 persen remaja yang tahu kegunaan kondom.

Tahun lalu saja, seksolog dan androlog Prof. Wimpie Pangkahila memaparkan bahwa 60 persen aborsi dilakukan remaja. Secara keseluruhan, ada 2,5 juta aborsi di Indonesia, di mana 1,5 juta di antaranya dilakukan remaja. Aborsi dilakukan karena tudingan masyarakat yang masih menganggap tabu kegiatan seksual di kalangan remaja. Bahkan mereka membatasi seketat mungkin informasi yang berkaitan dengan hal ini. Lalu, apakah memang sudah saatnya memberikan pengetahuan seks yang memadai bagi remaja?

Coba singkirkan dulu masalah moral. Bagaimana pun cukup susah menghalau informasi seksual yang bisa diakses di mana saja. Tidak seperti sepuluh tahun lalu, di mana untuk melihat gambar jorok hanya melalui majalah file://Playboy// selundupan. Saat ini, tinggal bayar Rp 5000 masuk ke warung internet dan gambar-gambar telanjang dari segala pelosok dunia bisa diakses dengan mudah dalam beberapa kali klik.

"Sekarang ini (yang berperilaku seks bebas) sudah mayoritas," kata Irwan Ardian. Sebagai penyiar di Radio Indika FM yang beberapa kali memandu acara bincang-bincang seks di udara, ia banyak menerima banyak curhat dari pendengar tentang tema-tema seksual. "Cuma kebanyakan masih file://muna// (munafik), masih malu-malu," katanya.

Menurutnya, bukan media yang menjadi biang keladi masalah ini. "Kita memotret fenomena yang ada," kilahnya. "Fenomena saat ini adalah seks," tambahnya. Dalam acara-acara yang dipandunya, ia mengundang juga narasumber yang kompeten. Sehingga ada unsur edukasinya.

Dalam kasus aborsi, ia mengaku cukup susah mengangkatnya. Karena masalah ini mudah menyulut polemik yang berujung ke agama. Tapi radio ini pernah mengangkatnya dengan kemasan yang berbeda. Mereka mengangkat masalah ini secara tidak langsung. Dan ia menemukan secara implisit, aborsi dilakukan oleh beberapa pendengarnya. "Secara implisit mereka mengetahui adanya aborsi, dan mungkin juga melakukannya," katanya.

Asal tahu saja, penelitian YLKI tadi menunjukkan 39 persen remaja mendapat informasi tentang seks dari media massa. Sehingga rasanya edukasi yang dijalankan beberapa media massa mengalami jalan buntu. Bagi pendengar, informasi seksual itu menjadi sambil lalu dan bergunjing tentang seksnya lah yang mengena di otak remaja.

Apalagi akhir-akhir ini televisi banyak menyajikan masalah seks secara terang-terangan. Mereka membongkar tabu selebar-lebarnya dan menyajikan informasi sevulgar mungkin. Acara yang paralel dengan acara televisi yang makin berdarah-darah. Bahkan secara sarkas beberapa orang menyebutnya, televisi cuma berisi lendir dan darah.

Aborsi menjadi salah satu jalan keluar yang menarik bagi sebagian remaja yang mengalami kehamilan. Pada ujungnya, memang perempuanlah yang mengalami kerugian terbesar. Mereka yang mengalami kehamilan dengan resiko kematian yang besar. Umur yang memadai untuk melahirkan biasanya dipatok di atas 20 tahun. Namun dari sebuah penelitian di tahun 1998, pelaku aborsi sudah sangat tinggi. Yakni mencapai 58 persen dari 2558 kasus yang tercatat. Ini baru data yang terdata dari perempuan-perempuan di antara usia 15-24 tahun.

Jika melihat data di atas, sepertinya perlu dipertimbangkan memberi informasi tentang masalah seks kepada remaja. Di beberapa negara yang dipantau PBB, pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi tidak serta-merta memberikan kesempatan untuk melakukan seks bebas. Pengalaman di beberapa negara yang telah memberikan pendidikan seks dalam kurikulumnya menunjukkan, bukanlah seks bebas di kalangan remaja yang meningkat. Remaja-remaja di beberapa negara itu justru menunda keaktifan seksualnya.

AddThis Social Bookmark Button

0 komentar: to “ ABG Jorok

Design by Amanda @ Blogger Buster