Keindahan dan idea Plato  

21 Apr 2008

Untuk memahami pikiran Plato tentang keindahan atau yang indah, kita haruslah memahami dulu pandangan Plato tentang realitas. Realitas bukanlah realitas inderawi. Karena, realitas inderawi hanyalah merupakan cerminan realitas yang sebenarnya, yang disebut Plato sebagai Idea. Idea itu bersifat rohani, kekal, dan tidak berubah. Misalnya, Idea tentang "segitiga", idea tentang "Kuda", dan idea tentang "manusia".

Dari ajaran tentang Idea ini, Plato merumuskan teorinya yang terkenal dengan Teori Dua Dunia. Dua dunia tersebut adalah "Dunia Idea" (dunia atas) dan "dunia sehari-hari" (dunia bawah). Menurut Plato, Dunia Bawah, merupakan tiruan dari Dunia Atas. Dunia Atas, digambarkan sebagai Dunia Idea, yaitu : dunia kebenaran Absolut, Sejati, dunia Roh, Pengetahuan Sejati (Episteme). Sedangkan Dunia Bawah, adalah dunia yang Relatif, Sehari-hari, Fana, Kebenaran Relatif, Tiruan, dan hanya Pendapat (Doxa). Pandangan ini dikemukakan Plato dalam salah satu dialognya yang terkenal, yakni "Philebus". Disini dinyatakan bahwa, yang indah dan sumber segala keindahan adalah yang paling sederhana. Yang dimaksud dengan "Sederhana" adalah bentuk dan ukuran yang tak dapat diberi batasan lebih lanjut, berdasarkan sesuatu yang "Lebih Sederhana Lagi". Yang "Indah", itu dilepaskan oleh Plato dari pengalaman Jasmani. Menurut pandangan ini, keindahan dalam pengertian hidup sehari-hari adalah Keindahan tingkat dua saja. Keindahan sesungguhnya ada di dunia Idea.

Bagaimana hubungan antara Dunia Atas dan Dunia Bawah ? Menurut Plato, antara Dunia Atas dan Dunia Bawah, terdapat hubungan timbal balik. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan tiga kata kunci :
- Paradigma, artinya Dunia Atas menjadi contoh, Prototipe, Pola, bagi Dunia Bawah.
- Hadir Pada, artinya Dunia Atas itu, selalu hadir pada (Presence) Dunia Bawah.
- Partisipasi, artinya Dunia Bawah, itu mengambil bagian (berpartisipasi) di Dunia Atas.

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster