APPETIZER : "BUDAYA URBAN"  

21 Apr 2008

Budaya Urban lahir dari hilangnya ruang publik yang diperlukan untuk berkreasi dan melakukan pertunjukkan. Budaya itu mengumpulkan semua disiplin seni yang secara tak terelakkan terbentuk di jalan, sebagai tempat pertemuan dan penciptaan yang tiada habisnya. Bentuk-bentuk seni yang termasuk di dalamnya adalah seni jalanan, sirkus, gerakan tekhno, elektro dan juga budaya hip-hop.

Pada awalnya hip-hop adalah budaya daerah pinggiran kota, "Jiwa" dan gaya hidup yang tampak dalam beberapa ekspresi seni yang berbeda : rap dan hip-hop dalam seni musik, break-dance atau smurf dalam seni tari dan grafiti dalam seni rupa. Ekspresi yang ditampilkannya membawa pesan yang sama, yaitu kegelisahan daerah pinggiran kota.

Hip-hop muncul pada tahun 70-an di New York. Budaya itu lahir dari kalangan remaja di daerah kumuh yang merasa perlu berkreasi melalui berbagai disiplin artistik. Gerakan tersebut kemudian menjadi titik temu berbagai budaya dan ekspresi artistik. Di Perancis, hip-hop muncul sepuluh tahun kemudian melalui gerakan "Underground" dan penuh tuntutan yang terjadi di daerah pinggiran kota, yang memposisikan keberadaannya sebagai suatu budaya pinggiran dari percampuran.

Hip-hop memainkan peranan penting dalam bidang budaya, baik dalam bidang musik dengan musik rap yang banyak digemari, maupun dalam bidang seni rupa dengan kehadiran seniman muda terampil yang menggunakan cat spray, suatu praktik seni yang memerlukan tekhnik artistik yang tinggi. Dengan gerakan kaku yang terputus-putus, seperti robot atau akrobatik, break-dance atau b-boying lahir bersamaan dengan awal munculnya sejumlah pesta hip-hop dijalan-jalan atau di gudang-gudang yang tak terpakai. Beberapa tahun kemudian, dari urban tersebut berhasil dipentaskan di sejumlah ruang pertunjukkan dan festival : terjadi pertukaran antara koreografer dari kalangan hip-hop dan kalangan lain, yang sering kali lebih kontemporer dan memungkinkan mereka untuk memperluas cakrawala.

Sementara itu, link musik rap yang bersifat provokator, menuntut apa pun yang puitis. Seringkali blak-blakan dan dipandang terlalu brutal oleh masyarakat dan norma-norma yang ada. Meskipun demikian, para penulis musik itu sebenarnya ingin mentransformasi energi "negatif" menjadi kekuatan yang kreatif. Seperti halnya disiplin seni lain, grafiti berkembang di luar batas-batas dan sistem yang telah melembaga, di dorong oleh keinginan memberontak yang dinamis dan otodidak. lain halnya dengan musik rap yang melepaskan akarnya dan masuk dalam logika komersil, serta break-dance yang masuk ke dalam jalur profesional, ekspresi lukisan yang kurang mendapat perhatian media dan kurang memiliki nilai jual, masih sering dianggap sebagai perusak. Grafiti terutama sekali adalah kreasi yang sementara, sebagai saksi konteks sosial budaya dan politis yang terjadi pada suatu masa.

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster