Jangan Cela Negara sendiri  

10 Mar 2008

Seoul, Kompas - Sekali lagi, Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengharapkan kepada seluruh bangsa Indonesia agar tidak mudah mencela atau menjelek-jelekkan negaranya sendiri. Ia mengatakan bahwa keadaan ekonomi di Indonesia saat ini semakin membaik.

Menurut Wapres, membaiknya ekonomi ini bisa dilihat kalau kita berjalan dari Bandara Soekarno- Hatta di Cengkareng ke Jakarta yang kini semakin lama waktunya. ”Ini karena semakin macet. Itu artinya semakin banyak orang punya mobil,” katanya.

Ia melanjutkan, kondisi sudah sangat baik sekali. Kalau di Jakarta jalan macet, itu artinya makin banyak mobil di Jakarta. Yang kurang memang ruas jalannya.

Wapres menyatakan hal itu dalam pertemuannya dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Korsel di Seoul, Minggu (24/2). Wapres didampingi Ny Mufidah Kalla, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, dan Dubes RI untuk Korsel Jacob Tobing. Kalla berada di Korsel mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri pelantikan presiden ke-17 Korsel, Lee Myung-bak, Senin ini.

Listrik bukan kurang

Selain kemacetan jalan sebagai petunjuk membaiknya perekonomian Indonesia, Kalla juga memberi contoh semakin sering matinya listrik sebagai bukti perekonomian membaik pula. ”Kenapa itu? Bukan karena listrik kurang. Ini karena semakin banyak orang yang menggunakan pendingin (AC). Kita terlambat membangun pembangkit tenaga listrik. Seandainya ada yang jual listrik eceran, kita bisa beli,” ujarnya lagi.

Menurut Wapres, saat ini tidak ada jalan lain kecuali harus hemat listrik. ”Jika kita menaikkan tarif listrik, orang marah. Tak ada jalan lain kecuali hemat. Sulitnya, orang tak mau hemat listrik karena murah. Disuruh hemat tidak mau dinaikkan harganya, marah. Akibatnya, ya mati lampu saja,” kata Kalla, disambut suara hadirin yang menggerutu.

Banyak hal yang disampaikan Wapres dalam pertemuan itu. Kemarin adalah hari pertama ia berada di Korsel. Selanjutnya, ia akan berkunjung ke Jepang.

Kalla juga berbicara tentang kemungkinan penggunaan tenaga nuklir yang masih banyak ditentang warga. Kendala lain adalah soal disiplin orang Indonesia. ”Kita masih mudah sembrono atau ceroboh. Ini cukup bahaya,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan mengenai pertahanan negara menghadapi berbagai macam tekanan dari negara lain, termasuk dari negara tetangga, Kalla mengatakan, ”Indonesia siap perang atau damai. Tapi kalau bisa, jangan dengan peranglah, damai saja.”

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster