DUNIA PRIA: Lika-Liku Laki-Laki (Baca: Seorang Ayah )  

14 Mei 2008

DUNIA PRIA: Lika-Liku Laki-Laki (Baca: Seorang Ayah )

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang sulit. Apalagi bila ditambah oleh beban pekerjaan sehari-hari, maka masalah akan lebih mudah timbul.Umumnya kita tidak memiliki pelatihan yang cukup untuk menjadi orangtua bagi anak-anak kita, dan saat terjun ke dalamnya bisa saja kita mengambil contoh dari orang tua yang tidak cakap.

Kali ini, pengelola dari situs eMale bernama David MacGregor membagi pengalamannya menjadi seorang ayah.

Bayangan mengenai sebuah keluarga, seperti yang sering saya lihat waktu masih kecil di TV pada tahun '60- an dan '70-an, ternyata sangat berbeda dengan kehidupan keluarga yang sekarang saya bina.Saya dan anak laki-laki saya memiliki ikatan yang unik. Ibunya meninggal karena kanker ketika anak saya itu berusia 4 tahun, tepatnya empat tahun yang lalu. Kejadian tersebut menyebabkan saya tiba-tiba harus mengasuh anak saya tanpa kehadiran ibu kandungnya.

Kini saya telah menikah lagi sehingga anak saya sekarang memiliki 3 pasang kakek nenek yang menyayanginya. Semuanya tinggal pada radius 10 km dari rumah kami. Jadi, kami dikelilingi oleh orang-orang yang membantu dan mendukung kami melewati hari-hari yang keras.

Dari perkawinan yang kedua, saya dikaruniai seorang anak perempuan cantik yang lahir menjelang akhir milenium kedua. Hidup ini sungguh indah, namun tidak selamanya mudah. Dinamika keluarga kami juga memiliki komplikasi. Cukup banyak perempuan, dibandingkan dengan laki-laki, yang merasakan bahwa mengasuh 'anak orang lain' (meski saya sendiri risih dengan istilah tersebut karena dalam pandangan saya semua anak yang berada dalam asuhan kami adalah anak-anak kami) lebih berat.

Anak saya adalah anak laki-laki seperti pada umumnya. Ia suka sekali main Pokemon dan Digimon. Ia main sepak bola setiap Sabtu dan prestasinya sangat baik di sekolah, walaupun rapornya mengatakan bahwa ia harus lebih berusaha meningkatkan kerapian dan ebih rajin mengerjakan PR.

Kami menghabiskan waktu bersama-sama di penghujung hari sambil membaca buku-buku serial Harry Potter, Goosebumps, atau buku apa saja yang sedang amat digemari. Saya amat menikmati kegiatan ini, demikian pula dia.

Kekuatiran terbesar saya ialah bila saya tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk bersamanya. Hanya dengan berada di dekatnya dan selalu siap membantu bila dibutuhkan adalah dua hal yang paling penting dari hubungan kami. Waktu bekerja saya cukup panjang, namun kebanyakan saya bekerja di rumah sehingga saya hampir selalu ada bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Saya percaya tanggung jawab besar dalam menjadi seorang ayah akan membuat perbedaan positif dalam kehidupan anak-anak kita. Memang ada banyak hal dalam hidup ini yang pasti akan terjadi dengan atau tanpa kehadiran kita. Buktinya banyak anak yatim piatu juga dapat memiliki kehidupan yang berarti dan bahagia. Namun demikian, memiliki cinta dan bimbingan seorang ayah adalah pengaruh yang unik.

Pada saat yang sama , banyak di antara kita yang menganggap enteng tanggung jawab sebagai orang ayah, atau menyalahkan ayah kita atas kejadian buruk yang menimpa hubungan kita dengan anak kita. Menjadi seorang ayah berarti memikul tanggung jawab, bukannya suatu hak.

Tanggung jawab yang dipikul seorang ayah akan menghasilkan sesuatu yang indah. Saya sangat menikmati saat saya melihat anak saya tumbuh menjadi seorang pemuda yang cakap. Kenikmatan ini melampaui segala keberhasilan dalam karir saya. Melihat anak saya, Taylor , berhasil dalam pelajaran mengeja lebih memuaskan daripada memperoleh penghargaan bidang periklanan. Saya pernah bekerja dengan seorang laki-laki di sebuah biro iklan, yang adalah ayah dari 3 anak laki-laki. Ia berkata: "Dave, salah satu misteri kehidupan yang terbesar ialah bahwa kita (laki-laki) belum tahu apa-apa kalau belum pernah mengganti popok anak-anak kita."

Dan, ia benar.

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster