Nandaku sayank, Nandaku hilank...  

10 Mar 2008

Aku senang sekali ketika pamanku mengatakan kepadaku untuk menempati rumahnya yang di daerah S, memang jauh sih dengan kantorku sekarang tapi hitung-hitung daripada kontrak rumah. Sebut saja nama saya Brian, sekarang ini umur saya hampir 30 tahun. saya bekerja di sebuah kantor di daerah Wahid hasyim. Rumah itu kata pamanku sudah hampir 10 tahun tidak ditempati, tapi pamanku rajin membersihkan tiap bulan. Tadinya saya kost di daerah P, dalam pikiran saya sebelum berangkat menuju rumah yang dimaksud paman pasti rumah itu bagus, banyak penduduk dan yang pasti lengkap fasilitasnya. Tapi ketika saya sampai di daerah S, saya cari rumah itu dan ........., ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. memang rumahnya agak besar, tapi sudah agak tua (kayak rumahnya mak lampir, pikirku) tapi ndak masalah yang penting gratis dan satu lagi ternyata di daerah S itu penduduknya jarang, jarak rumah satu ke yang lain berjauhan, tapi syukurlah ada listriknya jadi ndak ada yang perlu ditakuti. Hari Sabtu saya ke rumah itu karena memang kantor libur, saya mulai membersihkan rumah dan membereskan semua yang harus dikerjakan. setelah semua kelar saya istirahat Menjelang sore ada Bapak-bapak datang kerumah, ternyata ketua RT di daerah ini, biasalah kalau ada orang baru biasanya mereka aktif untuk mendata (hidup pak RT). Kami ngobrol ngalor ngidul dan sebelum pulang pak RT berpesan kepada saya untuk hati2 dan setelah pak RT pulang saya melihat ada kucing hitam melintas di pekarangan, tadinya aku pikir, ah kucing ini ternyata kakinya agak pincang mungkin pernah ketabrak motor. Aku panggil kucing itu, pus...pus eh kucing itu malah lari menghilang. Hari itu karena badanku lelah sekali aku langsung merebahkan diri dan tertidur pulas. Tidak ada sesuatu yang terjadi di malam itu. Hari berikutnya saya melihat kucing itu tidur di depan pintu, dan waktu saya angkat kucing itu melompat dan lari. Siangnya saya lihat langit gelap sekali, sepertinya mo hujan deras. dan tak lama hujan deras sekali, aku masuk ke rumah dan ku tutup pintunya. selang lima menit pintu diketuk oleh seseorang, betapa kagetnya aku, ternyata seorang wanita kira-kira usainya 24 yang kehujanan. Aku mempersilahkan dia masuk, dan dia memperkenalkan diri "Ananda". meskipun kepalanya dibungkus pake jilbab, tapi nanda kelihatan lumayan cantik, tubuhnya juga ramping. Kayaknya dia orang Desa klu melihat baju yang dikenakan dan senadl jepit. Sambil menunggu hujan reda aku menawarkan teh manis kepada nanda, akhirnya kami ngobrol di ruang tamu tapi hujan di luar makin lama makin deras, Aku baru sadar kalau baju yang dipake nanda itu basah semua. Aku menawarkan untuk ganti baju, tapi saya bilang tidak ada baju wanita dan Nanda bilang dari pada masuk angin bolehlah. Aku cari bajuku yang kira-kira muat sama dia, aku berikan baju itu, dan aku bilang,”maaf yang kalau jilbab ndak ada”. Nanda bilang ndak usahlah. Sementara Nanda ganti baju aku melihat keluar rumah dari sela2 jendela, gelap banget. Ketika Nanda selesai ganti baju, aku lihat adri ujung kaki sampai ujung rambutnya. Wajahnya yang polos, sangat cantik sekali, dengan celana yang agak kedodoran, dan kaos yang ketat, tampak jelas sekali 2 gundukan yang ada di dadanya, kalau perkiraan saya ukuran 36b. “kok melotot gitu sih, ada yang aneh ya? Kata nanda mengagetkan aku. O ndak, kamu kelihatan cantik, dengan baju itu”jawabku gelagapan. Akhirnya kami duduk lagi ngobrol lagi, sesekali saya melihat jam yang di dinding udah jam 7 malam, tapi hujan makin deras.
Aku memberanikan diri bertanya tentang pribadinya Nanda. “kamu udah punya pacar ya?, Dengan malu-malu nanda bilang “belum mas”. Tiba-tiba listrik di daerah itu mati, aku kalang kabut karena semua jadi gelap sekali dan nanda spontan memeluk aku dengan gemetar, dia bilang memang takut sama gelap. Aku merasakan payudaranya begitu kenyal menempel di dadaku, kesempatan dalam kesempitan pikirku. Aku bilang sama dia, aku ke dapur dulu untuk ambil lilin, tapi dia tidak mau melepaskan tangannya, sementara aku ajak ke dapur tidak mau, ya udah akhirnya gelap-gelapan di ruang tamu. Dalam kesempatan itu aku mencoba mencium pipinya, eh diam saja malah di melenguh. Aku mencoba bergerlya di dadanya, aku coba mengelus-elus teteknya, eh ternyata dia diam saja. Aku pikir, wah ada lampu hijau nich, Aku melepaskan tangannya dari tubuhku ada aku bimbing duduk di kursi sofa panjang ternyata dia menurut saja. Mulai mencium bibirnya yang mungil, ternyata dia meresponi ciumanku. Dalam kegelapan itu aku menaikkan kaosnya sampai di atas payudaranya, aku buka bra yang agak basah karena kehujanan, meski dalam gelap aku bisa melihat payudara yang putih. Aku mulai turun dan melumatkan putting susunya, dia menggelinjang, kegelian dan aku terus menyedot kedua putting. Aku mulai menciumi perut dan akhirnya. Waktu aku mau membuka resleting celananya eh dia bangun dan dia juga meraih celanaku, akhirnya kami sama-sama membuka pakaian dan tanpa komando lagi dia mulai mengelus-elus k*nt*l. oh….. nikmat banget pokoknya, akupun tidak mau tinggal diam aku pegang toketnya sambil meremas kedua toketnya yang mulai mengeras. Akhirnya mulai dengan posisi 69 dia mulai memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, akupun melumat mem*knya yang mulai basah, aku dengar dia mulai mendesah dan menggelinjang karena nikmat yang tiada tara. Dia bangun dan berbisik,”masukkan sekarang”, wah kesempatan emas pikirku. Aku bangun dan menindih dia yang memang sudah pasrah…..
Pada saat aku mau memasukkan senjataku ke liang mem*knya yang basah, eh… lampunya nyala, jadi kami kagetnya setengah mati. Kami tidak peduli lagi tanggung pikirku. Aku melanjutkan pekerjaan yang hampir selesai. Di bawah lampu neon 25 watt Nanda kelihatan lebih menggairahkan, akhirnya meskipun agak kesulitan ku sodokkan rudalku menembus mem*knya mungkin nanda ini masih perawan, Blesss….. Ohhhh……….. nikmat kali. Nanda juga ikut menggoyang-goyang pantatnya mengimbangi gerakanku didukung udara dingin karena hujan kami berdua memacu energi. Terus mas………………. Jangan berhenti ooooohhhhhh. Aku terus memompa sampai keringat mengucur seluruh tubuh. Mas aku udah mau keluuuar, ahhhh……… Aku ndak mau ketinggalan, aku membisikkan ke telinganya mo di keluarin dimana? Nanda hanya mendesah, terserahhhhhhhhhhhhhhh. Aku terus dan terus ooooooooohhhhhhhh dan akhirnya kami sampai puncak bersama-sama dan kami langsung lemas…….. dan tertidur di sofa berdua. Aku sempat melirik jam dinding, jam 12.00. Habis itu ndak tahu lagi apa yang terjadi karena kami berdua tertidur zzz…..zzzzzzz…zzzzzzz.
Aku kaget setengah mati ketika saya bangun, aku melihat jam sudah menunjukkan 07.30. Aku melihat di sekelilingku dan mencari Nanda, dia sudah tidak ada disampingku, aku pikir ah mungkin dia dikamar mandi, aku lihat ndak ada. Baju yang basah karena hujan juga tidak ada dan yang ada hanya bajuku yang dipinjam. Yang bikin heran kalau dia keluar rumah sebelum aku bangun kok pintu masih terkunci dan anak kuncinya masih tergantung. Aku mulai merasa bulu kudukku berdiri. Aku masuk kamarku untuk bersiap-siap mandi, aku kaget karena kucing hitam itu tidur di atas kamar tidurku dengan santainya. Kucing itu juga kaget dengan masuknya aku ke kamar, dia langsung lari keluar. Dengan disertai rasa penasaran kemana si Nanda, aku mandi dan berangkat ke kantor. Hari itu di kantor berjalan seperti biasa, memang aku agak letih tapi aku ndak mau pekerjaanku tertunda. Waktu pulang aku melihat ada Pak RT sudah menunggu di depan rumah. Dengan agak takut, aku sapa pak RT, “Sore pak, tumben nich”. “ ah Cuma mampir tadi dari ngelayat di rumah pak Juri. “Innalilahi… siapa yang meninggal pak? Tanyaku. “anaknya meninggal kemarin sore waktu hujan, dia sakit jantung padahal masih perawan lho”. Umur berapa kira-kira pak? Tanyaku penasaran. “24 tahun, padahal bulan depan dia mau di kawinkan lho”. O… kasihan ya pak, kalau boleh tahu namanya siapa ya pak?”. Kalau ndak salah namanya Ananda, dia itu rajin sembahyang, kemana-mana selalu pake jilbab, orangnya santun” jawab pak RT. Jangan-jangan tadi malam yang ML sama aku itu nanda yang udah meninggal, aku langsung pingsan……………………..

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster